Mengapa manusia lalai dari Allah? Padahal manusia itu kecil, lemah & penakut, tapi ia lebih sombong dari matahari, lebih angkuh dari langit dan merasa lebih kuat dari gunung?
Semua itu karena manusia terlalu banyak melihat makhluk sebagai dzatnya tidak melihat makhluk sebagai ciptaan dan kekuasaan-Nya. Inilah yang mematikan hati secara perlahan.
Orang non muslim bangga dengan pencapaiannya seraya mengatakan: “ini karyaku, ini hasil usahaku”. Sebagaimana perkataan Qarun, Fir’aun & Iblis yang selalu menisbatkan keberhasilan kepada dirinya sendiri.
Sedangkan orang muslim semakin tinggi kesuksesannya justru semakin merunduk dan malu atas pencapaiannya. Karena ia mengetahui, bahwa semua itu bukan karya pribadinya dan ia bukanlah siapa-siapa.
Sebagaimana Nabi Sulaiman ketika mendapatkan kekuasaan tertinggi diatas muka bumi ini ia mengatakan: ini adalah karunia Allah, untuk mengujiku apakah aku bersyukur/ kufur”.
Maka wahai saudaraku, mulailah melihat segala sesuatu dengan penglihatan tauhid, iman dan kekuasaan-Nya dan hilangkan rasa ta’jub kepada diri sendiri dan semua makhluk.
Insha Allah hati kita semakin bersih, kuat, kokoh dalam iman dan tauhid kepada-Nya. Aamin Ya Rabbal ‘Alamin.
Penulis : Ust. Rahmat Ridhwan Lubis, M.A.