Istiqamah bukanlah perkara mudah, ia perlu instrumen penguat agar hati ini tetap teguh dalam keimanan. Bagaikan Hp yang lemah maka ia perlu charger agar kembali menguat.
Diantara instrumen itu ialah mendatangi orang orang Sholeh yang dengan duduk, bercengkrama dan memandang wajahnya akan kembali menghidupkan iman dalam hati.
Begitulah amalan para Ulama terdahulu. Basyr bin Harits Al Hafi mengataka:
أَنَّ أَقْوَامًا مَوْتَى تَحْيَا القُلُوْبَ بِذِكْرِهِمْ وَأَنَّ أَقْوَامًا أَحْيَاءَ تَعْمَى الأَبْصَارَ بِالنَّظَرِ إِلَيْهِمْ
“Betapa banyak manusia yang telah mati (yaitu orang-orang yang sholih) membuat hati menjadi hidup karena mengingat mereka. Namun sebaliknya, ada manusia yang masih hidup (yaitu orang-orang fasik, pen) membuat hati ini mati karena melihat mereka.”
Fudhail bin ‘Iyadh berkata:
نَظْرُ المُؤْمِنِ إِلَى المُؤْمِنِ يَجْلُو القَلْبَ
“Pandangan seorang mukmin kepada mukmin yang lain akan mengilapkan hati.”
Abdullah bin Al Mubarok mengatakan: “Jika kami memandang Fudhail bin ‘Iyadh, kami akan semakin sedih dan merasa diri penuh kekurangan.”
Ja’far bin Sulaiman mengatakan: “Jika hati ini ternoda, maka kami segera pergi menuju Muhammad bin Waasi”.
Maka, janganlah pernah jauh dari orang orang Sholeh disekitar kita datangi mereka, dan dekatkan anak anak kita dengan mereka.
Semoga berkah dan bermanfaat
Wallahu A’lam bis showab
Penulis : Ust. Rahmat Ridhwan Lubis, M.A.