Banyak yang menyangka bahwa perputaran matahari adalah hal sederhana dan biasa. Yang akhirnya tidak menambahkan keimanan bagi kita yang pernah mempelajari ilmu alam.
Padahal matahari tidak berputar dengan sendirinya, ia berputar sesuai dengan taqdir Allah SWT. itulah mengapa Allah menggunakan kata taqdir (ketetapan & ketentuan) karena Allahlah yang menggerakkan matahari sesuai ketentuannya.
Selain itu, perputaran matahari sangatlah teliti, ia harus berputar sesuai tempat yang ditentukan dan tidak boleh meleset karena ia adalah pusat perputaran benda langit lainnya, sehingga disinilah fungsi ilmu dan ternyata Allah telah menggunakan namanya Al Alim (yang Maha Berilmu) di penghujung ayatnya.
Disebutkan dalam hadis Bukhari
عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ: كُنْتُ مَعَ النَّبِيِّ فِي الْمَسْجِدِ عِنْدَ غُرُوبِ الشَّمْسِ، فَقَالَ: “يَا أَبَا ذَرٍّ، أَتَدْرِي أَيْنَ تغربُ الشَّمْسُ؟ ” قُلْتُ: اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ: “فَإِنَّهَا تَذْهَبُ حَتَّى تَسْجُدَ تَحْتَ الْعَرْشِ، فَذَلِكَ قَوْلُهُ: {وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ} .
Dari Abu Zar mengatakan ketika ia sedang bersama Nabi Saw. di dalam masjid bertepatan dengan waktu tenggelamnya mentari, Nabi Saw. bertanya: {Hai Abu Zar, tahukah kamu ke manakah mentari itu terbenam?} Abu Zar menjawab: ”Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Nabi Saw. bersabda: {Sesungguhnya mentari itu pergi hingga sujud di bawah ‘Arasy}. Yang demikian itu dijelaskan oleh firman-Nya, “Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui.” (Yasin 38)
Dalam hadis lain disebutkan
“فَتَسْتَأْذِنُ فِي الرُّجُوعِ فَيُؤْذَنُ لَهَا، وَكَأَنَّهَا قَدْ قِيلَ لَهَا: ارْجِعِي مِنْ حَيْثُ جِئْتِ. فَتَرْجِعُ إِلَى مَطْلَعِهَا، وَذَلِكَ مُسْتَقَرُّهَا، ثُمَّ قَرَأَ: {وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا}
{Maka matahari meminta izin untuk kembali (ke timur untuk terbit) maka diberikan izin baginya. Kembalilah kamu dari arah kamu datang’- lalu ia kembali ke tempat terbitnya (timur), maka itulah makna mustaqorillaha-Yasin 38 – (HR. Ahmad)
Dalam hadis lain dijelaskan
Kiamat (terbitnya Matahari dari barat) karena tidak diizinkan Allah.
وَتَسْتَأْذِنُ فَلَا يُؤْذَنُ لَهَا، وَيُقَالُ لَهَا: ارْجِعِي مِنْ حَيْثُ جِئْتِ. فَتَطْلُعُ مِنْ مَغْرِبِهَا، فَذَلِكَ قَوْلُهُ: {وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ}
Setelah matahari sujud, lalu meminta izin (kembali terbit dari timur) tetapi tetap tidak diterima. Lalu dikatakan kepadanya, “Kembalilah kamu dari tempat tenggelammu.” Maka mentari terbit dari tempat tenggelamnya. (Terbit dari barat & maka inilah awal kiamat)
Subhanallah Masya Allah
Begitu dahsyat matahari sujud setiap hari kepada Rabbnya tanpa lelah dan tunduk patuh atas semua ketentuannya. Nantas manusia masih lalai dengan firman-Nya dan sujud kepada-Nya.
“ampuni dosa kami ya Rabb”
*Disarikan dari Tafsir Ibnu Kasir
Semoga berkah & bermanfaat
Penulis : Ust. Rahmat Ridhwan Lubis, M.A.